Subang, Quatour, and The Last Executive (Part 3)

……………………….Dinginnya malam itu tidak menjadi halangan bagi kami untuk berlari lebih ke puncaknya dan sampailah kami di tepi tebing. Kemudian kami berteriak dan teriakkannya benar – benar menggema bagaikan gemuruh. Tempat itu benar – benar bagus. Tak ada satupun benda yang menghalangi pandangan kami dari indahnya cahaya kota Bandung pada malam hari. Sayang sekali Abdu dan Arief sedang tidak enak badan dan hanya bisa tidur di dalam mobil. Wah… ngapain tuh mereka berdua di dalem mobil?? Jangan – jangan lagi berbagi kehangatan. J

Setelah puas memanjakan mata dengan pemandangan yang spektakuler tadi, kamipun beranjak pergi. Kami pulang melalui jalan yang berbeda dan di sepanjang ajlan kami disuguhi pemandangan malam kota yang tidak kalah hebatnya. Tak lama kemudian kami sampai di umah dan kamipun tidur. Sungguh malam yang hebat.

Malam yang gelap pun berganti menjadi pagi yang sejuk dan cerah. Setelah Sholat Subuh kami berencana untuk lari pagi keliling Subang. Namun cewe – cewenya pada males dan lebih memilih untuk tetap bertahan di empuknya pulau kapuk. Akhirnya yang lari pagi ahnya cowo – cowonya saja. Quatour + Siraj. Kami berlari dengan penuh semangat bekeliling kota Subang yang sejuk dan besih itu. Ternyata kota Subang sangat terpelihara kebersihannya. Tidak banyak kendaraan yang lewat dan polusi sangat sedikit. Andaikan Tambun seperti itu (cuma mimpi). Setelah berlari cukup jauh, kamipun sampai di Alun – alun kota yang merupakan pusat keramaian kota Subang. Di sana juga banyak orang yang berolahraga. Selain itu diadakan juga senam jantung sehat dan check up untuk para lansia.

Setelah lelah berlari, kamipun kembali ke rumah. Di rumah sarapan sudah disiapkan di meja makan. Kami bersembilan pun sarapan bersama – sama. Seselesainya sarapan, Bang Dian datang dan mengajak kami jalan – jalan ke curug. Apa itu ‘curug’? Curuk itu bahasa sundanya Waterfall atau air terjun. Kamipun segera madni dan bersiap – siap. Sekitar pukul 9 kami berangkat. Bang Dian menurunkan kami di kebun teh yang entah dimana letaknya dan sepertinya sangat jauh dari perkotaan. Sementara Bang Dian dan Ibunya Shabrina pergi meninggalkan kami karena mereka ada urusan di Bandung. Tidak jauh dari tempat kami turun, ada pos pembelian tiket untuk masuk ke curug. Kamipun membeli tiket seharga Rp 4.000/tiket dan mulai berjalan menyusuri kebun teh nan hijau dan sejuk untuk mencapai lokasi curug. Sekitar 800 m berjalan kamipun sampai di lokasi. Indah sekali curugnya. Kamipun membuka sepatu dan berjalan mendekati curug tersebut. Benar – benar air yang sejuk. Kamipun bersantai sambil berfoto – foto di sana. Tidak terasa jam 12 pun tiba. Suara Azan zuhur pun berkumandang tanda kami harus berhenti sejenak dan menjuju masjid untuk melaksanakan sholat Jum’at karena hari itu adalah hari Jum’at.

Setelah shalat Jum’at dan shalat zuhur bagi cewe – cewe, kami makan siang lalu melanjutkan perjalanan. Sebenarnya ada 9 curug di lokasi tersebut dan kami berencana untuk mendatangi semuanya. Kamipun berjalan lagi menelusuri kebun teh. Curug kedua lumanyan jauh. Kami juga harus menyusuri sungai dengan batu – batu yang besar dan terjal, selain itu arus sungainya cukup deras meskipun tidak terlalu dalam. Setelah berjuang mendaki batu – bat besar, kami pun sampai di curug kedua. Curug yang ini lebih indah dari yang pertama. Di dasar curugnya terdapat pelangi kecil yang menambah keindahannya.

Kami puas bermain dan berfoto di sana. Kami melepas sepatu dan masuk ke sungai yang sejuk itu. Arus yang cukup deras tidak menciutkan nyali kami untuk tertap bersenang – senang meskipun terkadang salah satu dari kami ada yang terpeleset sedikit. Airnya benar – benar sejuk dan bersih. Saya bisa melihat wajah saya di air tersebut bagaikan di cermin. Kami benar – benar bersenang – senang di sungai tersebut sampai basah. Ada suatu insiden ketika sedang bercanda – canda, Abdu iseng dan membuat shabrina terpeleset dan basah semua. Mereka berdua pun ‘perang’ dan saling membasahi satu sama lain. Saya mengambil foto mereka berdua saat sedang bercanda di sungai dan mereka berdua cenderung terlihat sangat romantis. Sekedar informasi, sekarang Abdu dan Shabrina udah jadian dan foto – foto di sungai itu menjadi foto pra-jadian mereka. Kaya nikahan aja ada pra-weddingnya.

Ketika kami sedang asik basah – basahan di sungai, saya dan friady penasaran dengan apa yang ada di baling sungai terseut. Saya dan Friady pun menelusuri sungai lebih jauh dan saya menemukan curug ketiga yang lebih indah dan lebih tinggi. Saya dan Friady berfoto disana. Namun sangat disayangkan arus sungainya lebih deras dan lebih dalam dari sungai yang tadi sehingga terlalu berbahaya untuk bermain – main di sana. Akhirnya kami memustuskan untuk bermain di sungai yang tadi saja.

Tidak terasa sore pun menjelang. Ibu Shabrina menelepon katanya sudah sampai di pos pembelian tiket tadi. Itu tanda bagi kami untuk pulang. Sebenarnya kami ingin menjelajahi ke 9 curug dan masih tersisa 6 lagi. Namun waktu membatasi petualangan kami. Kami pun bergegas meninggalkan sungai dengan membawa keceriaan setelah bermain – main. Ternyata baru kami sadari bahwa jarak dari pintu masuk ke curug lumayan jauh sekitar 2 km. Kamipun menyusuri jalan setapak yang menanjak sejauh 2 km sebelum sampai ke mobil dan masuk mobil dengan penuh kepuasan. Di dalam mobil kami disuguhkan Dunkin Donuts oleh Ibunya Shabrina. Benar – benar nikmat. Di jalan pulang kami menyempatkan membeli oleh – oleh khas subang untuk dibawa ke rumah di Tambun. Kami membeli dodol nanas yang sangat terkenal di subang. Rasa dodolnya sangat manis dan harganyapun terjangkau. Hanya Rp 10.000 kita bisa dapat dodol setengah kilo dengan isi sekitar 20 buah.

Sesampainya di rumah kami istirahat. Sebenarnya rencana kami adalah pulang hari ini, namun kami terlalu lelah untuk pulang kembali ke Tambun. Akhirnya kami memutuskan untuk menambah satu hari lagi di Subang untuk beristirahat dan keesokan harinya kami kembali ke Tambun. Malam itu kami habiskan dengan hanya tidur – tiduran sambil nonton TV. Di rumah saudara Shabrina tidak disiarkan piala dunia karena memakai reciever ‘Top TV’ sementara piala dunia hanya disiarkan oleh antena UHF, Indovision, dan Matrix jadi ya saya hanya bisa menunggu hasil Brasi vs Belanda yang bermain pada malam itu. Tidak lama kamipun tidur dengan nyenyaknya untuk menghapus keletihan setelah menghabiskan hari dengan petualangan yang menakjubkan.

Keesokkan paginya saya bangun langsung menyalakan TV channel ANTV untuk melihat acara Lensa Olahraga dan menunggu berita hasil pertandingan semalam. Ternyata Brasil bisa ditekuk oleh Belanda dengan skor 2-1. seisi rumah semua gembira atas kemenangan Belanda tapi tidak dengan saya karena saya termasuk pendukung tim Samba, Brasil. Rasa kecewa menyelimuti hati say. Namun apa boleh buat?? Itulah sepak bola.

Kemudian kamipun mandi dan bersiap – siap kembali ke Tambun. Acara terakhir dari liburan itu adalah sarapan bersama sekeluarga yang dilanjutkan dengan foto – foto. Setelah puas berfoto, kami sduah siap dengan tas – tas kami dan berpamitan sebelum pulang. Kami pun meninggalkan rumah itu dengan perasaan penuh kepuasan dan kerinduan utnuk kembali di liburan berikutnya jika memungkinkan.

Bis yang akan mengangkut kami pun tiba. Kami pun naik ke dalam bis dan melambaikan tangan untuk terakhir kalinya pada para penghuni rumah. Sekitar 2,5 jam kami pun sampai di tambun dan berpisah untuk kembali ke rumah masing – masing. Itu benar – benar liburan yang paling hebat yang menyisakan kenangan manis tak terlupakan. 9 orang di subang mewakili 32 orang anak X.5.

Itulah ‘Subang, Quatour, and The Las Executive’. Semoga X.5 selalu jaya, tak terlupakan, dan semoga sukses untuk semua anggota dan yang semua berperan di dalamnya. Meskipun kita sudah berpisah nama X.5 akan selalu kami ingat. Jarak dan waktu takkan memusnahkan kenangan kita semua di kelas yang penuh dengan kebersamaan. Kita semua adalah teman dan teman tidak akan pernah melupakan sesamanya.

Khusus untuk Quatour, kita adalah sahabat dan sahabat tidak pernah meninggalkan sahabatnya. Semoga sukses untuk kita berempat. J

*Baca ya… cerita Quatour selanjutnya atau artikel – artikel menarik lainnya hanya di lordridho.wordpress.com

Leave a comment